Wednesday, March 28, 2012

The Cliff Training Ground

The Cliff yang terletak di Lower Broughton Road, Salford, itu tidak besar. Terdiri atas dua bangunan, yang satu tampak lebih tua daripada yang lain dan satu lapangan yang cukup besar. Bangunan pertama terletak di sisi kanan lapangan, berbentuk persegi dan berlantai dua. Dindingnya yang tersusun dari bricks yang sudah kusam membuat gedung semakin tampak kuno.

Sementara itu, bangunan kedua yang kini menjadi wajah The Cliff dan menghadap ke jalan tampak lebih baru. Lantai 2 gedung tersebut berisi lapangan indoor dengan rumput sintetis dan ruang makan. Sedangkan lantai bawahnya menjadi kantor MU Foundation.

"Gedung ini memang lebih baru. Dibangun pada dekade 1960-an menjelang Inggris jadi host Piala Dunia 1966" ungkap Alan Lester, salah seorang pengurus The Cliff.


Menurut Lester, kompleks latihan tersebut ada sejak pertengahan 1860. Pada awal 1900-an pemiliknya adalah sebuah klub rugbi lokal, Broughton Rangers. The Cliff menjadi kandang mereka hingga 1933. Lima tahun kemudian, United mengambil alih kompleks itu dengan status sewa. Manajemen Setan Merah - sebutan United- menggunakannya sebagai tempat latihan untuk menghindari kerusakan rumput di Old Trafford yang mungkin terjadi selama sesi latihan. Pada 1951 barulah mereka resmi membeli The Cliff.

Skuad United memang baru boyongan ke Carrington pada awal 2000. Artinya nama-nama besar Setan Merah modern, seperti Roy Keane, Peter Schmeichel, Teddy Sheringham serta Ole Gunnar Solskjaer pernah merasakan gemblengan sir Alex Ferguson di kompleks yang sederhana itu

Sisa-sisa pemain beken yang pernah menginjakkan kaki di sana cukup tersebar. Salah satunya didapati di lapangan parkir. Kalau di Indonesia mobil pejabat diberi spot khusus yang ditandai dengan cat nomor polisi kendaraan, spot parkir di The Cliff diberi ukiran inisial nama pemain.

Lantas apa yang terjadi setelah pasukan Ferguson diboyong ke Carrington? MU Foundation, yayasan resmi yang dikelola manajemen United, menjadikan The Cliff markas untuk community football. Maksudnya semua kegiatan sepak bola warga Manchester boleh dilaksanakan disana, baik latihan maupun pertandingan amatir. Untuk ukuran tim professional, The Cliff memang terlalu sederhana. Tapi untuk level pembinaan, mereka sangat ideal.

The Cliff punya event sendiri. Tiap hari Sabtu mereka mengadakan latihan terbuka untuk umum. Setiap anak hanya membayar GBP 4 atau sekitar Rp 58.000,- , sedangkan untuk yang menangani mereka adalah pelatih dari FA yang berkualitas tinggi. Tidak perlu booking tempat, semua tinggal datang dengan membawa peralatan dan air minum sendiri.

MU Foundation juga memiliki status centre of excellence dari FA, artinya mereka bisa mengembangkan potensi pemain lebih jauh. Itu dimanfaatkan untuk membina sepak bola perempuan. Kelompok usianya hampir sama, yakni mulai 9 tahun hingga 17 tahun. Tapi, jika terpilih masuk tim wanita FA mereka akan dibina dengan level tinggi di The Cliff.

MU Foundation terbukti menjadi cara ampuh untuk menjaga loyalitas warga Manchester. Sejak kecil tanpa sengaja anak-anak sudah menjadikan United dan pemain-pemainnya sebagai kiblat. Kisah-kisah heroik yang tersebar di setiap lorong dan ruang The Cliff pun efektif menjadi inspirasi anak-anak untuk mengikuti jejak mereka.

~disadur dari harian batampos 28 Maret 2012 ~ 

Thursday, March 8, 2012

cerita di sekolah

hoaammm...udah lama juga aku nggak nulis di blog yang nggak seberapa ini. tapi setidaknya ada lahan buat tempat aku berbagi cerita atau sekedar berbagi tulisan-tulisan yang pengen aku publish ke umum. butuh mood dan kondisi yang oke untuk nulis disini, itu menurutku hei. soalnya yahhh...aku mesti nge-lawan mood-mood yang selalu berantakan tiap harinya.

oke, kali ini aku bakalan cerita soal sekolah, dimana selama 3 tahun aku cari ilmu disitu. bukan, bukan cerita soal ospek yang menjenuhkan atau bahkan cerita soal kakak-kakak kelas yang doyan nge-bully adik kelasnya. tapi kali ini aku pengen cerita soal, ehem..soal "penunggu" yang ada di sekolah. soal kesurupan dan bahkan penampakan itu udah biasa terjadi disini. foto-foto yang menunjang cerita ini emang sengaja di-skip demi menjaga nama baik sekolah. 

kejadiaannya ini emang udah lama, sekitar tahun 2008. pas itu aku masih kelas 2 SMA. kebetulan di sekolah emang ada ekstrakulikuler yang intinya itu belajar baris-berbaris. *nggak usah dipikirin kenapa hal kayak gitu mesti dipelajari* emang tiap tahunnya, tepatnya setelah pergantian ketua OSIS, ekskul itu selalu ngadain perekrutan anggota baru serta pemilihan ketua. dan 4 temen sekelasku emang kebetulan ikut sejak mereka kelas 1. kayak tradisi di tahun-tahun sebelumnya acara pelantikan dan perekrutan itu emang diadain di sekolah, istilahnya nginep disana selama 2 hari 1 malam. itupun sebenernya acaranya nggak seru-seru amat. maklum, letak sekolah juga ada di komplek perumahan lama. jadi, segala aktivitas apalagi yang dilakuin malem hari juga terbatas, nggak bisa seenaknya aja.

di deket sekolah ada satu pos penjagaan yang fungsi sebenernya itu buat nge-jagain komplek. soalnya beberapa meter kita jalan di komplek itu emang tempat penyimpanan minyak dan gas. sayangnya pos itu udah lama nggak di tempatin. jadi dibiarin kosong gitu aja. anak-anak juga pada sering nongkrong disitu kalo lagi jam pelajaran kosong. sekitar 10 meter gitu ada lapangan basket yang lumayan terawat. lumayan, bukan sangat. nah, dari lapangan basket itulah cerita yang hmm..mungkin bagi temen aku yang ngerasain sendiri itu horror banget. 

jam udah nunjukkin jam 11 malem. persiapan buat jurit malam. junior-junior yang lagi asyik-asyiknya tidur di dalem kelas dibangunin secara paksa, pitu juga dibuka kasar sambil dipukul pake kayu *untung nggak roboh tu pintu*. dalam waktu 5 menit mereka uda harus rapi dan udah standby di lapangan upacara, buat ngikutin apel malam sebelum acara jurit malam. tugas senior udah pada dibagi, tiap pos-pos yang ditunjuk ada sekitar2 - 3 orang. dan kebetulan temenku dapet pos yang ada di lapangan basket. dia berdua, sama cowok. ah, kesempatan dia tuh buat pacaran.

malem itu kerasa lain daripada malem-malem sebelumnya, itu menurut penuturan temenku itu. udah ah, sebut aja namanya itu Indi. walopun Indi emang nggak tinggal di perumahan deket sekolah tapi dia nge-rasa lain sama hawa malem itu. tapi dasarnya si Indi itu emang tomboy jadinya dia "agak" masa bodoh sama perasaannya sendiri. acara jurit malem udah dimulai. junior-junior juga uda pada ngelakuin apa yang diminta sama seniornya. pos yang dijaga Indi sama temennya itu emang jadi pos terakhir, makanya Indi bisa enak-enakan makan sambil muterin lagu di hape-nya.

lagi asyik-asyiknya makan sambil dengerin lagu, tiba-tiba perasaan Indi jadi nggak enak. katanya sih bulu kuduknya berdiri, terus mendadak hawa jadi dingin. alhasil dia minta tolong ke temen cowoknya itu buat balik ke kelas buat ambil jaketnya di tas. dengan kondisi kayak gitu dia langsung nge-cilin volume hape-nya sambil ngusap-ngusap tangannya. dia ngeliat sekeliling lapangan basket yang sebelah timurnya ditumbuhi semak-semak yang lumayan lebat. tiba-tiba, nggak tau deh dia lagi ber-halusinasi atau enggak, dia nge-liat ada kayak bayangan orang jongkok di deket semak-semak itu. kondisi lampu di deket lapangan juga lagi redup. antara takut sama penasaran, Indi berusaha nge-liat bayangan itu baik-baik. lama dia liatin, sampai pada akhirnya bayangan itu ilang sendiri. pas temen cowoknya balik ngambilin jaket, dia langsung cerita, sambil gemeteran, nunjuk-nunjuk juga ke arah semak-semak itu. muka Indi pas cerita emang pucet banget, dia ketakutan, itu menurut temen cowoknya itu. daripada si Indi kenapa-kenapa akhirnya dia dibawa masuk ke kelas dan ditemenin sama Gina (nama samaran) yang kebetulan dia jaga barang-barang yang dibawa junior-junior mereka. 


setelah kejadian itu banyak yang bilang kalo itu penunggu lah atau cuman orang iseng yang sengaja nakut-nakutin Indi. tapi kalo dibilang itu "penunggu" yang sengaja nampakkin wujudnya ke Indi juga bisa dibilang bener. soalnya, komplek perumahan itu udah ada kira-kira tahun "60an.  pokoknya jaman kakek ku masih berumur 40 tahunan itu komplek perumahan udah ada. sedangkan sekolah dibangun sekitar tahun 1991.

di sekolah juga kayak gitu. denger-denger cerita sih, katanya dulu ruangan OSIS itu dulunya bekas toilet perempuan. yang katanya dulu ada perempuan yang gantung diri disitu. aku sih percaya dan enggak. tapi kalau diliat dari kondisi sekolah yang udah tua dan nggak banyak ngalamin renovasi bisa aja cerita itu emang bener. nggak hanya di ruangan OSIS aja, toilet perempuan yang ada di deket perpustakaan juga terkenal cerita horrornya. pernah ada yang masuk toilet terus pintunya di dobrak-dobrak. pas dibuka sepi, nggak ada orang.

yah, begitulah sepenggal cerita mengenai sekolahku. sekolah lama dengan cerita-cerita yang sampai sekarang belum ketemu penyelesaiannya.



-Flower12-